Timun sering digunakan sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Hanya itu yang orang tahu tentang manfaat mentimun. Padahal, itu adalah beberapa dari khasiat mentimun. Masih ada beberapa manfaat lain dari buah yang sering disepelehkan karena dianggap mengandung air belaka ini. Salah satunya adalah mengobati hipertensi.
Timun atau mentimun (Cucumis Sativus) adalah tanaman merambat yang mempunyai sulur dahan berbentuk spiral. Daunnya bertangkai panjang, bentuknya lebar bertaju dengan pangkal berbentuk jantung, ujungnya runcing dan tepi bergerigi. Batangnya berbulu halus, bunganya yang jantan berwarna putih kekuningan dan yang betina berbentuk seperti terompet, buahnya bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih dan setelah tua warnanya kuning kotor. Panjang buahnya kira-kira 10-30 cm, pangkalnya berbuntil dan banyak mengandung air. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih kotor.
Mentimun sudah dibudidayakan di kawasan Asia Selatan sejak 300 tahun yang lalu. Mentimun memerlukan kelembapan udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan sinar matahari penuh dengan drainase yang baik. Mentimun tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl.
Sejak dahulu mentimun digunakan untuk kesehatan. Orang Romawi kuno menggunakan mentimun untuk mengobati gigitan kalajengking dan mengompres mata yang lelah. Penduduk Asia minum jus timun untuk menyejukkan tubuh pada musim panas. Maklum, mentimun punya efek mendinginkan. Itulah mengapa ada ungkapan cool as a cucumber.
Ada beberapa jenis mentimun, antara lain watang, turus, suri, dan krai. Buah mentimun dipercaya mengandung zat-zat saponin (mengeluarkan lendir), protein, lemak, kalsium, fospor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C. Biji buah mentimun mengandung banyak vitamin E untuk menghambat penuaan dan menghilangkan keriput. Di balik kesegaran dagingnya yang banyak mengandung air, ternyata tersimpan vitamin C dan asam kafeat untuk meredakan iritasi kulit dan mengurangi penumpukan cairan di bawah kulit. Mentimun sering digunakan untuk mempercantik kulit wajah. Irisan mentimun digunakan sebagai masker wajah untuk menyegarkan atau menghaluskan kulit wajah serta mengurangi kelebihan minyak di wajah.
Kandungan zat gizi yang terdapat pada mentimun per 100 gram berat badan adalah energi 12 kalori, protein 0.7 gr, lemak 0.1 gr, karbohidrat 2.7 gr, kalsium 10 mg, fospor 21 mg, besi 0.3 mg, vitamin A 0 RE, vitamin C 8.0 mg dan vitamin B1 0.3 mg. Mereka yang menderita hipertensi disarankan untuk mengonsumsi mentimun. “Dapat mengobati hipertensi karena kandungan mineralnya yaitu potassium, magnesium, dan pospor. Selain itu mentimun bersifat diuretic karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah,” terang Meilinasari, SKM, MKes dari Politeknik Kesehatan Jakarta.
Mengonsumsi mentimun juga dapat menurunkan berat badan karena mentimun, yang kandungan kalorinya rendah dan kaya akan serat, mampu mengontrol berat badan. Kandungan serat dalam mentimun dapat menurunkan kadar lemak tubuh dan kolesterol serta memberi efek mengenyangkan. Selain itu, mentimun juga mengandung asam malonat yang dapat mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga sangat membantu untuk menurunkan berat badan. Ada kalanya mentimun berasa pahit. Rasa pahit itu berasal dari saponin, yaitu senyawa fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Meskipun pahit, saponin memiliki manfaat sebagai antikanker, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Mentimun juga bermanfaat untuk detoksifikasi. Kandungan air yang sangat tinggi (hingga 90 persen), membuat mentimun memiliki efek diuretic (memperlancar buang air kecil), membantu menghilangkan dan menetralkan toksin (racun), serta membantu menggelontorkan bakteri di sepanjang usus dan dinding kandung kemih. Kandungan air dan mineral kalium dalam mentimun juga mengeluarkan kelebihan asam urat dan sisa metabolisme melalui ginjal.
Sekadar diketahui, asam urat yang berlebihan di dalam darah akan membentuk kristal yang menumpuk di persendian sehingga menyebabkan penyakit artritis atau radang sendi. Sedangkan sisa metabolisme berupa garam meniral yang menumpuk di saluran kemih akan membentuk batu ginjal. Karena itulah, penderita artritis dan batu ginjal disarankan untuk makan mentimun.
Menurut hasil penelitian dari Food Research Institute, Departement of Food Microbiology, University of Winconsin, Madison, mentimun mengandung asam linoleat terkonjugasi (Conjugated Linoleic Acids/CLA) yang bersifat antioksidan. Antioksidan berperan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas penyebab kanker, penyakit jantung, dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh.
Kandungan vitamin C dalam mentimun bermanfaat untuk meningkatkan kadar glutation, yaitu asam amino bersifat antioksidan yang dihasilkan secara alami oleh sel tubuh. Efek menyegarkan dan kandungan vitamin C dalam mentimun juga membantu mengobati sariawan dan menurunkan demam. Beberapa iris mentimun bisa dimakan setelah menyikat gigi untuk menyegarkan mulut. Napas pun terasa segar.
Timun atau mentimun (Cucumis Sativus) adalah tanaman merambat yang mempunyai sulur dahan berbentuk spiral. Daunnya bertangkai panjang, bentuknya lebar bertaju dengan pangkal berbentuk jantung, ujungnya runcing dan tepi bergerigi. Batangnya berbulu halus, bunganya yang jantan berwarna putih kekuningan dan yang betina berbentuk seperti terompet, buahnya bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih dan setelah tua warnanya kuning kotor. Panjang buahnya kira-kira 10-30 cm, pangkalnya berbuntil dan banyak mengandung air. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih kotor.
Mentimun sudah dibudidayakan di kawasan Asia Selatan sejak 300 tahun yang lalu. Mentimun memerlukan kelembapan udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan sinar matahari penuh dengan drainase yang baik. Mentimun tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl.
Sejak dahulu mentimun digunakan untuk kesehatan. Orang Romawi kuno menggunakan mentimun untuk mengobati gigitan kalajengking dan mengompres mata yang lelah. Penduduk Asia minum jus timun untuk menyejukkan tubuh pada musim panas. Maklum, mentimun punya efek mendinginkan. Itulah mengapa ada ungkapan cool as a cucumber.
Ada beberapa jenis mentimun, antara lain watang, turus, suri, dan krai. Buah mentimun dipercaya mengandung zat-zat saponin (mengeluarkan lendir), protein, lemak, kalsium, fospor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C. Biji buah mentimun mengandung banyak vitamin E untuk menghambat penuaan dan menghilangkan keriput. Di balik kesegaran dagingnya yang banyak mengandung air, ternyata tersimpan vitamin C dan asam kafeat untuk meredakan iritasi kulit dan mengurangi penumpukan cairan di bawah kulit. Mentimun sering digunakan untuk mempercantik kulit wajah. Irisan mentimun digunakan sebagai masker wajah untuk menyegarkan atau menghaluskan kulit wajah serta mengurangi kelebihan minyak di wajah.
Kandungan zat gizi yang terdapat pada mentimun per 100 gram berat badan adalah energi 12 kalori, protein 0.7 gr, lemak 0.1 gr, karbohidrat 2.7 gr, kalsium 10 mg, fospor 21 mg, besi 0.3 mg, vitamin A 0 RE, vitamin C 8.0 mg dan vitamin B1 0.3 mg. Mereka yang menderita hipertensi disarankan untuk mengonsumsi mentimun. “Dapat mengobati hipertensi karena kandungan mineralnya yaitu potassium, magnesium, dan pospor. Selain itu mentimun bersifat diuretic karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah,” terang Meilinasari, SKM, MKes dari Politeknik Kesehatan Jakarta.
Mengonsumsi mentimun juga dapat menurunkan berat badan karena mentimun, yang kandungan kalorinya rendah dan kaya akan serat, mampu mengontrol berat badan. Kandungan serat dalam mentimun dapat menurunkan kadar lemak tubuh dan kolesterol serta memberi efek mengenyangkan. Selain itu, mentimun juga mengandung asam malonat yang dapat mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga sangat membantu untuk menurunkan berat badan. Ada kalanya mentimun berasa pahit. Rasa pahit itu berasal dari saponin, yaitu senyawa fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Meskipun pahit, saponin memiliki manfaat sebagai antikanker, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Mentimun juga bermanfaat untuk detoksifikasi. Kandungan air yang sangat tinggi (hingga 90 persen), membuat mentimun memiliki efek diuretic (memperlancar buang air kecil), membantu menghilangkan dan menetralkan toksin (racun), serta membantu menggelontorkan bakteri di sepanjang usus dan dinding kandung kemih. Kandungan air dan mineral kalium dalam mentimun juga mengeluarkan kelebihan asam urat dan sisa metabolisme melalui ginjal.
Sekadar diketahui, asam urat yang berlebihan di dalam darah akan membentuk kristal yang menumpuk di persendian sehingga menyebabkan penyakit artritis atau radang sendi. Sedangkan sisa metabolisme berupa garam meniral yang menumpuk di saluran kemih akan membentuk batu ginjal. Karena itulah, penderita artritis dan batu ginjal disarankan untuk makan mentimun.
Menurut hasil penelitian dari Food Research Institute, Departement of Food Microbiology, University of Winconsin, Madison, mentimun mengandung asam linoleat terkonjugasi (Conjugated Linoleic Acids/CLA) yang bersifat antioksidan. Antioksidan berperan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas penyebab kanker, penyakit jantung, dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh.
Kandungan vitamin C dalam mentimun bermanfaat untuk meningkatkan kadar glutation, yaitu asam amino bersifat antioksidan yang dihasilkan secara alami oleh sel tubuh. Efek menyegarkan dan kandungan vitamin C dalam mentimun juga membantu mengobati sariawan dan menurunkan demam. Beberapa iris mentimun bisa dimakan setelah menyikat gigi untuk menyegarkan mulut. Napas pun terasa segar.
No comments:
Post a Comment