Monday, May 10, 2010

Kisah pertempuran kapal Sri Selangor dengan Marinir Indonesia !

Keberanian seseorang memang dapat timbul di saat saat kritis, apalagi bila menyangkut penetuan hidup dan mati. Kisah kisah semacam ini banyak terjadi.

Sekali peristiwa pada 24 Juli 1964, satu kelompok anggota KKO sedang melakukan tugas patroli rutin di perbatasan di perairan Riau menggunakan motorboat. Kepala kelompok adalah Prajurit K. Suratno dengan tiga orang anggotanya yakni Prajurit Wahadi, Riyono, dan Muhani. Mereka berangkat dari Nongsa (Batam). Di tengah laut, mesin mengalami kerusakan dan sampai terbawa arus ke arah Singapura. Selama enam jam mereka mendayung melawan arus.

Hari makin gelap. Tiba tiba pada pukul 19:15 dalam suasana remang remang terlihat sebuah kapal. Prajurit-prajurit muda tersebut menyangkal kapal kawan dari Bea Cukai. Kapal segera merapat hingga perahu dengan berpenumpang empat prajurit laut tersebut menempel dinding kapal tersebut. Ternyata mereka keliru, karena itu sebuah kapal perang milik lawan (Kapal Sri Selangor jenis BS). Dari atas kapal terdengar teriakan:

"Awak siapa ??!"
"KKO, mau pulang !"
"Angkat tangan !"

Sementara lampu sorot kapal menyinari mereka serta menanti jawaban menyerah, karena tidak dapat berbuat lain. Keadaan sangat tidak menguntungkan dan sangat terjepit. Namun, jawaban tanda menyerah tidak kunjung keluar.


Bahkan secara serentak empat prajurit Korps Marinir itu menjawab dengan tembakan salvo ke arah personel lawan yang sudah merasa kemenangan di tangannya, dalam jarak yang sangat dekat.

Tentu saja mereka sangat terkejut dan sambil membalas dengan tembakan, kapal melakukan manuver untuk menjauh agar dapat membalas tembakan. Untuk menebus kekalahan dan korban yang diderita, Kapal Sri Selangor berusaha menerjang motorboat hingga sampan kecil tersebut terbalik. Namun keempat prajurit tersebut dengan tangkas melompat ke laut sebelum sampannya tertumbuk dan terbalik. Mereka dengan cerdik bersembunyi di balik perahu yang tertelungkup. Mengira lawannya sudah tenggelam dan tewas, Sri Selangor meninggalkan perairan Indonesia . (???)

Ternyata pertempuran laut singkat tersebut, tiga prajurit berhasil selamat, kecuali Kepala Kelompok K. Suratno gugur, hilang dan tidak muncul di permukaan laut. Sungguh tindakan ini sangat berani ! Mereka mampu bertindak dalam waktu yang sangat kritis....

sumber: Disadur dari buku Kompi X Di Rimba Siglayan, Supoduto Citrawijaya, 2005

No comments:

Post a Comment