Monday, August 30, 2010

SIR ALEX FERGUSON Story Part 2

Siapa sangka saat beranjak remaja, fergie termasuk anak Bandel yang rutin berkelahi. Yang jelas ini karena terpaksa.

TERPAKSA BANDEL

“Kebanyakan anak- anak cowok di Govan yang seangkatan dengan saya, hidupnya berakhir di penjara atau jadi pemabuk,” kata Fergie.
Inilah salah satu pengaruh buruk dari lingkungan tempat tinggal yang didominasi kaum buruh. Kehidupan serba keras yang dialami kaum pekerja berdampak pula terhadap keluarga mereka. Meski sebenarnya nggak satupun dari mereka yang mengharapkan keadaan seperti itu.
Tapi entah kenapa desakan yang mengarah kepada jurang kehancuran sepertinya kuat banget. Beruntung bokap nyokap fergie termasuk perhatian banget sama anak- anaknya.

MENGHINDAR
Lingkungan tempat tinggal fergie dimasa kecil hingga beranjak remaja termasuk paling buruk sejagad skotlandia. Segitu parahnya sampe nyaris nggak ada satupun orang dewasa yang taat hukum.
Begitu juga dengan sekolah pertama fergie. Broomloan Road Primary di nobatkan sebagai sekolahan yanhg paling buruk dikota skotlandia. Tapi, bukan berarti masa kecil fergie selalu damai dan tenteram. Ada sejumlah masalah yang harus dihadapinya. Itupun karena keadaan yang memaksa.
Biasanya anak- anak yang baru tumbuh, rasa ingin tahu selalu mengambil tempat terdepan dalam masanya.karena factor ini pernah satu waktu fergie beserta beberapa temannya mengunjungi tempat tongkrongan orang dewasa dikotanya bernama Docherty’s Snooker Hall. Nggak taunya ini menjadi awal pertama fergie terlibat dalam keributan.
Saat lagi nongkrong didalam snooker hall tadi, dua orang remaja menawari mereka minuman yang kelihatan beralkohol. Nggak taunya yang mereka tawarin adalah air kencing. Balas dendam yang dirancang fergie cukup kejam. Muka kedua remaja tadi ditimpuknya dengan bola snooker yang mengakibatkan cukup parah. Untung fergie berhasil lolos dari kejaran mereka.

BENGAL
Keterlibatan fergie dalam dalam keributan gara- gara terpaksa nggak Cuma sekali itu aja. Pernah satu kali yang terjadi pada adiknya, martin. Itu karena kelakuan fergie sendiri yang selalu keterlaluan saat bercanda dengan adiknya sendiri. Meski udah beberapa kali di marahi oleh nyokapnya, tetap aja fergie nggak berubah. Satu waktu adiknya menanggapi tingkah usil fergie dengan memukulnya didada pake besi panas. Hingga sekarang cacat bekas lukanya masih membekas. Membuatnya selalu teringat masa –masa kenakalannya.

“sejujurnya saya emang menyesali ini. Sebagai kakak asaya selalu merasa paling dominan terhadap adik saya. Meski sama sekali saya nggak bermaksud untuk membuatnya jadi teraniaya. Malah saya pasti akan membelanya mati- matian sekiranya ada yang melakukan sesuatu yang buruk terhadapnya,” kenang Fergie.
Selain di jalanan atau dirumah, fergie ternyata juga nakal disekolah. Satu contoh adalah saat fergie memecahkan kaca jendela gymnasium sekolahannya. Kenakala lainnya disekolah adalah sering nyontek saat ujian. Itupun didukung oleh sikap teman- temannya yang senang hati ngasih lembar jawaban mereka untuk disalin oleh fergie. Ternyata itu dilatar belakangi oleh kekaguman beberapa diantara mereka terhadap sosok fergie.

Dimasa –masa awal emang nggak terlihat adanya masalah yang timbul karena kebiasaannya ini. Tapi begitu menjelang ujian tingkat akhir masalah yang sebenarnya baru muncul. Pada ujian tingkat akhir fergie gagal total. Inilah yang memaksa fergie meninggalkan bangku sekolah umum dan mengambil sekolah kejuruan.
Nggak taunya momen inilah yang membuat fergie belakangan menjadi pemain bola sukses. Kenyataan dirinya harus meninggalkan bangku sekolah umum malah membuka peluang buat semakin mendalami sepak bola. Diawali dengan bergabung ke tim local tempat tinggalnya.
Bersambung.....
(Kid –oest News : dari My Autobiography, Alex Ferguson : managing my life)

NEXT STORY PART 3 :
Akhirnya fergie bisa menjadi pemain sepak bola sukses. Ngapain juga dia mutusin jadi manager tim??


No comments:

Post a Comment