MUNCULNYA SOSOK LEGENDA
Hingga awal tahun 1960-an nggak ada satupun tim sepak bola di Skotlandia yang bermimpi bisa mengatasi keperkasaan Glasgow Rangers. Pada masa itu mereka emang superior banget. Terutama berkat adanya pemain- pemain hebat di daftar pasukan tim ibukota skotlandia itu. Seperti George McLean dilini depan, Ronnie McKinnon di tengah, serta Davie Provan dilini tengah.
Tapi nyatanya kesan superior tadi bisa dipatahkan pada salah satu pertandingan dipertengahan musim kompetisi 1963 – 1964. Nggak tanggung- tanggung yang bisa memutar balikan fakta ini adalah pemain debutan tim St. Johnstone. Bahkan sampai membuat tim besar tadi menelan pil pahit yang sangat memalukan.
Bayangin aja kemenangan Glasgow Rangers yang udah didepan mata harus sirna begitu saja. Hingga babak kedua tim unggulan ini masih memimpin skor dengan angka 1 – 0. Tapi begitu kelar turun minum, jalannya pertandingan berubah seratus delapan puluh derajat. Pemain debutan St. Johnstone tadi mulai membuat frustasi lini tengah lawan. Lewat sejumlah serangan yang dibangun oleh para pemain sayap, gol demi gol tercipta dari kakinya. Akhirnya saat peluit panjang berbunyi pemain debutan tadi berhasil mengemas tiga gol dan mencetak hattrick!!.
SEJARAH
Momen bersejarah yang terjadi pada tanggal 21 desember 1963 tadi nggak lain diciptakan oleh Alex Ferguson. Bahkan bisa dibilang sangat bersejarah bagi dirinya sendiri maupun timnya St. Johnstone. Kemenangan atas Glasgow rangers pada pertandingan yang digelar di Ibrox adalah pertama kalinya buat mereka sepanjang sejarah. Apalagi mereka menang dengan skor telak banget 3 – 1.
Begitu juga fergie yang mencetak keseluruhan 3 gol. Sebelumnya nggak pernah sama sekali ada pemain yang berhasil mencetak gol sebanyak itu ke gawang Glasgow rangers. Nggak berlebihan kalo fergie di nobatkan sebagai pemain yang berhasil membuat sejarah dalam persepak bolaan skotlandia.
Yang jelas bagi fergie makna bersejarah yang didapatnya lebih dari itu. Sebenarnya sebelum pertandingan ini, status di tim hanyalah sebagai pemain cadangan. Entah kenapa pada hari itu manager tim berbaik hati memberikan tempat didalam starting line-up kepadanya.
HAUS AKAN GOL
Kecermelangan fergie sebagai pemain bola sebenarnya udah terlihat sejak masih level pemain junior. Saat bergabung dengan tim sekolahan Govan high, dirinya selalu dianggap sebagai pahlawan tim. Kemudian saat mulai menjalani karir amatir, bersama ketiga orang karibnya, Duncan Petersen, Tommy Hendry dan Jim McMillan, dijuluki sebagai The Four Musketeers karena kelihaiannya dilapangan hijau.
Berikutnya karir fergie dikenal sebagai pemain yang haus gol. Dengan catatan berada diposisi yang tepat. Pernah satu waktu fergie ditugasi bermain diposisi kiri. Karena nggak familiar sama posisi ini, membuat dirinya mandul untuk beberapa waktu lamanya. Beruntung karirnya nggak lantas mentok setelah posisinya berpindah ke agak tengah. Ketajaman- ketajaman mencetak gol mulai terbukti.
Karir fergie sebagai pemain professional nyaris mencapai puncaknya saat masuk ke dalam tim Dunfermline. Pada musim kompetisi 1964 – 1965, tim ini nyaris berhasil menjadi juara skotlandia. Hanya saja waktu itu manager tim merasa mempunyai banyak pilihan pemain, fergie nggak dimainin pada pertandingan final dan Dunfermline harus menelan kekalahan.
Factor kekalahan Dunfermline gara- gara fergie nggak dimaikan bisa jadi ada benarnya. Selama perjalanan menuju final, fergie adalah Top skor bagi timnya. Tapi yang paling masalah adalah cara majer tim memperlakukan fergie. Keputusan dirinya nggak main keluar kurang dari sejam sebelum pertandingan. Tensi yang kemudian meningkat gara- gara kejadian itu ternyata berpengaruh sedikit ke permainan tim. Pemain lain yang rata- rata men-support fergie harus rela kehilangan pemain andalan mereka.
Kejadian ini juga yang membuat fergie mendapatkan filosofi bagaimana menjadi seorang majer tim yang baik. Seorang manjer tim yang baik nggak akan menjatuhkan pemain yang berada dalam kondisi Top form-nya. Kalopun ada keputusan nggak akan memainkan dalam sebuah pertandingan, sebisa mungkin didiskusikan terlebih dahulu dengan pemain bersangkutan. Dengan begitu hubungan antara manajer tim dengan pemain akan tetap terjalin baik.
Nggak heran hal ini yang membuat fergie kemudian berhasil menjadi manajer tim yang sukses.
Bersambung.....
(Kid –oest News : dari My Autobiography, Alex Ferguson : managing my life)
NEXT STORY PART 4 – Tamat :
Alex ferguson akhirnya bener- bener jadi icon di dunia sepakbola. Bahkan sejumlah prestasinya sulit ditandingi!!.
No comments:
Post a Comment