Dalam analisisnya, Jon Basil Utley mengungkapkan:
Untuk seorang lelaki yang bertahun-tahun hidup di gua, Usamah bin Laden betul-betul faham (strategi perang) Sun Tzu dan dasar-dasar jujitsu-nya. Diktum terkenal Sun Tzu adalah “kenalilah dirimu” dan “kenalilah musuhmu.” Jujitsu didasarkan pada penggunaan kekuatan musuh melawan dirinya sendiri, seperti Jack dalam "Jack and the Beanstalk," yang menggunakan ukuran dan kemarahan sang raksasa untuk menjatuhkannya dengan berat badannya sendiri. Bin Laden mengerti bahwa untuk mengalahkan Amerika adalah dengan membalikkan tenaga Amerika terhadap dirinya sendiri. Tujuan pertamanya adalah untuk membangkrutkan Amerika. Dia mengetahui kelemahannya, dan dia sangat memahami kelemahan Amerika, bagaimana kebanggaan dan ketakutannya bisa memicu reaksi-reaksi yang irasional dan menghancurkan diri sendiri (self-destructive).
Utley juga memperlihatkan kejeniusan Syaikh Usamah dalam memancing Amerika dengan serangan-serangan “kecil” yang hanya menghabiskan beberapa ratus ribu dollar, tetapi kemudian menarik Amerika ke dalam dua perang bernilai multi-triliun-dollar yang tak berujung, yang bahkan Amerika sendiri tidak tahu jalan keluarnya (Invasi atas Afghanistan dan Irak).
Pancingan yang dimaksud Utley ini tampaknya merujuk pada Serangan 11 September (The Manhattan Raid 9/11) yang menggemparkan itu. Menurut Utley, Usamah bin Laden tentunya mengetahui bahwa kelompok neoconservative cabal di Washington sudah gatal untuk memulai perang dan menghancurkan Irak. Meskipun, jika merujuk pada penjelasan yang dikutip dalam video yang dirilis oleh As-Sahab (The Manhattan Raid: Knowledge is for Acting Upon ),disebutkan bahwa militer Amerika sudah merencanakan dan mempersiapkan penyerangan terhadap Irak dan Afghanistan jauh-jauh hari sebelum terjadinya 9/11, seperti yang kemudian diungkapkan oleh salah seorang Jenderal Amerika, Tommy Franks, bahwa persiapan perang terus dilakukan sampai tanggal 10 September (2001).
Dalam video tersebut, Al-Akh Azzam Amriqi kemudian menjelaskan, “Pada pertengahan 2001, ancaman dan peringatan menjadi semakin sering juga semakin spesifik. Saya ingat mendengar seorang mantan diplomat Pakistan mengatakan kepada BBC berbulan-bulan sebelum serangan 11 September, bahwa Amerika telah menginformasikan kepada sekutu-sekutunya pada sebuah pertemuan di Jerman mengenai rencana mereka untuk menginvasi Afghanistan pada Musim Gugur sebelum musim salju pertama, yang kemudian memang mereka lakukan. Dengan demikian, kami telah mengetahui bahwa serangan ini akan dilancarkan, pertanyaannya adalah, apakah kami harus duduk dan menunggu, atau kami kejutkan mereka dengan mendahului menyerang.”
Di sisi lain Utley memandang bahwa Usamah Bin Laden memahami bagaimana kaum fundamentalis relijius Amerika, yang berkuasa di Washington, bisa didorong ke dalam peperangan agama yang berlanjut. Utley menambahkan, “Dia ‘mengenal’ mereka (kaum fundamentalis Amerika) karena dia juga memahami kaum fundamentalis Muslim-nya sendiri, sebagaimana juga dia memahami fundamentalis Israel. Dalam sebuah pesta di rumah saya pada tahun 2002, saya mengatakan kepada ekonom brilian Peru Hernando de Soto bahwa, tentu saja, tujuan Bin Laden adalah mengeluarkan Amerika dari Timur Tengah. Dia (de Soto) menjawab kepada saya, ‘Bukan hanya itu, tetapi juga keluar dari seluruh Dunia Ke-tiga!’”
Dengan kata lain, kedua intelektual ini juga bisa melihat bahwa target Syaikh Usamah bin Laden bukan hanya menghentikan agresi Amerika dan Israel yang terus meluas, tetapi juga menghancurkan aliansi imperialis zio-salibis ini di dunia secara keseluruhan.
Utley kemudian menguraikan lima hal yang menurutnya menjadi penyebab keruntuhan Amerika, yang pada intinya, dia melihat bahwa semua itu bersumber dari terkurasnya anggaran belanja Amerika dan terbebaninya ekonomi Amerika secara jangka panjang oleh hutang (yang melonjak dari $5 triliun hingga menjadi $10 triliun, belum terhitung triliunan dollar hutang Amerika baru-baru ini) untuk membiayai perang melawan Al-Qaida yang ternyata bertahan lama dan terus menggerogoti ekonomi Amerika dan sekutunya. Wallohua’lam
source : www.hacer.org
Untuk seorang lelaki yang bertahun-tahun hidup di gua, Usamah bin Laden betul-betul faham (strategi perang) Sun Tzu dan dasar-dasar jujitsu-nya. Diktum terkenal Sun Tzu adalah “kenalilah dirimu” dan “kenalilah musuhmu.” Jujitsu didasarkan pada penggunaan kekuatan musuh melawan dirinya sendiri, seperti Jack dalam "Jack and the Beanstalk," yang menggunakan ukuran dan kemarahan sang raksasa untuk menjatuhkannya dengan berat badannya sendiri. Bin Laden mengerti bahwa untuk mengalahkan Amerika adalah dengan membalikkan tenaga Amerika terhadap dirinya sendiri. Tujuan pertamanya adalah untuk membangkrutkan Amerika. Dia mengetahui kelemahannya, dan dia sangat memahami kelemahan Amerika, bagaimana kebanggaan dan ketakutannya bisa memicu reaksi-reaksi yang irasional dan menghancurkan diri sendiri (self-destructive).
Utley juga memperlihatkan kejeniusan Syaikh Usamah dalam memancing Amerika dengan serangan-serangan “kecil” yang hanya menghabiskan beberapa ratus ribu dollar, tetapi kemudian menarik Amerika ke dalam dua perang bernilai multi-triliun-dollar yang tak berujung, yang bahkan Amerika sendiri tidak tahu jalan keluarnya (Invasi atas Afghanistan dan Irak).
Pancingan yang dimaksud Utley ini tampaknya merujuk pada Serangan 11 September (The Manhattan Raid 9/11) yang menggemparkan itu. Menurut Utley, Usamah bin Laden tentunya mengetahui bahwa kelompok neoconservative cabal di Washington sudah gatal untuk memulai perang dan menghancurkan Irak. Meskipun, jika merujuk pada penjelasan yang dikutip dalam video yang dirilis oleh As-Sahab (The Manhattan Raid: Knowledge is for Acting Upon ),disebutkan bahwa militer Amerika sudah merencanakan dan mempersiapkan penyerangan terhadap Irak dan Afghanistan jauh-jauh hari sebelum terjadinya 9/11, seperti yang kemudian diungkapkan oleh salah seorang Jenderal Amerika, Tommy Franks, bahwa persiapan perang terus dilakukan sampai tanggal 10 September (2001).
Dalam video tersebut, Al-Akh Azzam Amriqi kemudian menjelaskan, “Pada pertengahan 2001, ancaman dan peringatan menjadi semakin sering juga semakin spesifik. Saya ingat mendengar seorang mantan diplomat Pakistan mengatakan kepada BBC berbulan-bulan sebelum serangan 11 September, bahwa Amerika telah menginformasikan kepada sekutu-sekutunya pada sebuah pertemuan di Jerman mengenai rencana mereka untuk menginvasi Afghanistan pada Musim Gugur sebelum musim salju pertama, yang kemudian memang mereka lakukan. Dengan demikian, kami telah mengetahui bahwa serangan ini akan dilancarkan, pertanyaannya adalah, apakah kami harus duduk dan menunggu, atau kami kejutkan mereka dengan mendahului menyerang.”
Di sisi lain Utley memandang bahwa Usamah Bin Laden memahami bagaimana kaum fundamentalis relijius Amerika, yang berkuasa di Washington, bisa didorong ke dalam peperangan agama yang berlanjut. Utley menambahkan, “Dia ‘mengenal’ mereka (kaum fundamentalis Amerika) karena dia juga memahami kaum fundamentalis Muslim-nya sendiri, sebagaimana juga dia memahami fundamentalis Israel. Dalam sebuah pesta di rumah saya pada tahun 2002, saya mengatakan kepada ekonom brilian Peru Hernando de Soto bahwa, tentu saja, tujuan Bin Laden adalah mengeluarkan Amerika dari Timur Tengah. Dia (de Soto) menjawab kepada saya, ‘Bukan hanya itu, tetapi juga keluar dari seluruh Dunia Ke-tiga!’”
Dengan kata lain, kedua intelektual ini juga bisa melihat bahwa target Syaikh Usamah bin Laden bukan hanya menghentikan agresi Amerika dan Israel yang terus meluas, tetapi juga menghancurkan aliansi imperialis zio-salibis ini di dunia secara keseluruhan.
Utley kemudian menguraikan lima hal yang menurutnya menjadi penyebab keruntuhan Amerika, yang pada intinya, dia melihat bahwa semua itu bersumber dari terkurasnya anggaran belanja Amerika dan terbebaninya ekonomi Amerika secara jangka panjang oleh hutang (yang melonjak dari $5 triliun hingga menjadi $10 triliun, belum terhitung triliunan dollar hutang Amerika baru-baru ini) untuk membiayai perang melawan Al-Qaida yang ternyata bertahan lama dan terus menggerogoti ekonomi Amerika dan sekutunya. Wallohua’lam
source : www.hacer.org
No comments:
Post a Comment